Sebagai dokter andrologi, saya beberapa kali menemui kasus yang cukup mengejutkan. Pasien pria muda dengan tubuh kekar, berotot besar, bahkan punya penampilan bak binaragawan. Tapi saat dilakukan pemeriksaan hormon, kadar testosteronnya justru sangat rendah, bahkan di bawah batas normal.
Kok bisa? Setelah ditelusuri, penyebab utamanya adalah penyalahgunaan steroid dosis tinggi. Steroid memang bisa meningkatkan kadar testosteron secara instan, sehingga otot lebih cepat tumbuh. Namun, ada harga mahal yang harus dibayar. Penggunaan steroid dari luar menyebabkan tubuh berhenti memproduksi testosteron alami karena menganggap sudah cukup. Akibatnya, buah zakar mengecil dan kemampuan produksi hormon secara alami jadi terganggu, bahkan bisa berhenti total.
Dampaknya tidak berhenti di situ. Ketika pemakaian steroid dihentikan, kadar testosteron langsung anjlok drastis, hormon tubuh kacau, libido menurun, mood berantakan, bahkan bisa memicu gangguan ereksi yang berkepanjangan.
Inilah alasan kenapa penggunaan obat hormon seperti steroid tidak boleh sembarangan dan harus di bawah pengawasan medis. Kalau tujuannya ingin berotot, cara terbaik tetap melalui latihan rutin, pola makan seimbang, tidur yang cukup, dan menjaga kadar stres. Itu semua cara alami yang jauh lebih aman untuk kesehatan jangka panjang, termasuk menjaga fungsi seksual dan kesuburan tetap optimal.
Jadi, kalau mau badan atletis, pastikan jalurnya sehat. Ingat, otot besar tidak ada artinya kalau hormon hancur dan performa seksual ikut terganggu.
Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And