Rahasia Resep Anti-Aging Alami

Sempat ramai dibicarakan terkait resep mencegah penuaan alias anti-aging alami, yaitu dengan tidak memiliki anak. Di kesempatan kali ini saya akan membahas hal tersebut berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, juga 5 resep anti-aging alami yang sudah terbukti secara ilmiah.

Sebagai disclaimer awal, saya tidak mempermasalahkan orang yang tidak ingin memiliki anak atau ingin memiliki anak, karena pada dasarnya hal tersebut adalah pilihan dari setiap pasangan itu sendiri. Yang akan saya bahas di sini mengenai tips anti-aging dan perihal kaitannya dengan tidak memiliki keturunan.

Sebelumnya, ada banyak teori yang menjelaskan mengenai mengapa seseorang bisa terjadi penuaan, salah satu yang cukup dikenal adalah mengenai panjang dari telomere. Jadi secara mudahnya, telomere adalah bagian ujung pelindung di kromosom, di mana semakin panjang telomere maka perlindungan terhadap sel kita akan lebih baik dan stabil, sementara jika ia memendek sel akan menjadi rapuh dan mudah rusak. Akibat kerusakan sel inilah yang kemudian dapat menyebabkan penuaan pada seseorang.

Untuk mudahnya kita bayangkan saja sebuah tali sepatu, di mana pada bagian ujungnya terdapat bagian lengket yang berguna untuk melindungi tali tersebut dari rusak. Jika bagian pelindung pinggirnya ini semakin pendek, maka tali sepatu ini akan lebih mudah rusak.

Di samping telomere adapula yang namanya telomerase, yakni sebuah enzim yang fungsinya adalah untuk memperlambat, mencegah, bahkan melawan pemedekan dari telomere. Itulah mengapa para penliti berpendapat bahwa jika ingin anti-aging kita perlu menjaga panjang dari telomere dan mempertahankan kinerja enzim telomerase secara optimal.

Sekarang mari kita bahas, apakah ada terdapat hubungan antara tidak memiliki keturunan dengan anti-aging, di mana dalam konsep ini kita lihat dari sudut pandang telomere. Beberapa media ada yang mengamini hal tersebut, dan memang betul mereka mengambil dari sebuah penelitian tahun 2017 yang berjudul, “Parity associated with telomere length among US reproductive age women”.

Inti pada penelitian tersebut adalah membandingkan panjang telomere pada wanita yang tidak memiliki anak dan memiliki anak. Ditemukan bahwa wanita yang memiliki anak semakin banyak, maka telomerenya semakin pendek dibandingkan yang tidak memiliki anak.

Tetapi memang penulis dipenelitian tersebut menyatakan terdapat beberapa kekurangan, antara lain tidak adanya informasi terkait faktor sosial, stres, dan kesuburan sebagai salah satu faktor lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya pemendekan telomere ini. Selain itu mereka hanya melihat pada satu waktu, tanpa membandingkan bagaimana sebelum dan setelah memiliki anak apakah terdapat perubahan atau tidak.

Itulah mengapa peneliti utama menyatakan hal berikut ini di media berita:

“with cross-sectional data, we can’t tell if having children is related to shortening of telomeres or merely whether women who have children start out with shorter telomeres.”

“are preliminary and should be confirmed with prospective studies.”

https://www.sciencedaily.com/releases/2018/03/180308133313.htm

Sementara itu kalau kita melihat data penelitian lain di tahun 2016 dengan judul “Number of Children and Telomere Length in Women: A Prospective, Longitudinal Evaluation” justru menemukan hasil sebaliknya, bahwa seseorang yang memiliki anak banyak akan memiliki panjang telomere yang lebih baik dibandingkan yang memiliki anak sedikit.  Peneliti disini beranggapan bahwa hal ini disebabkan karena pengaruh dari hormon saat hamil dan adanya dukungan sosial dari keluarga.

Pada prinsipnya memang terkait masalah anti-aging dengan memiliki anak ini masih belum bisa ditarik benang merahnya, karena memerlukan penelitian lebih besar dan bukti-bukti lebih lanjut. Menurut pendapat saya sendiri, terkait hal ini kembali ke respon setiap pasangan itu tadi. Misalkan, apabila memiliki keturunan bagi seorang pasangan dapat membuat mereka semakin bahagia dan mereka bisa mengelola stres, tentu hal ini dapat menjadi anti-aging yang alami karena membuat tubuh semakin sehat.

Sekarang mari kita membahas, apa sih yang sebenarnya sudah terbukti banyak mempengaruhi panjang dari telomere? Pada tahun 2009, seorang peneliti bernama Elizabeth Blackburn mendapatkan penghargaan nobel karena penelitiannya terkait telomere ini. Di tahun 2017 ia dan rekan-rekannya menulis buku berjudul “The Telomere Effect”, yang isinya membahas apa yang telah ia teliti dan pelajari terkait telomere.

Berikut ini adalah rangkuman dari isi buku tersebut mengenai bagaimana cara agar menjaga telomere kita tetap panjang.

  1. Mengelola stres secara optimal

Pada prinsipnya telomere sangat dipengaruhi oleh satu faktor dari lingkungan kita, apabila kita mengalami yang istilahnya adalah toxic stress alias stres negatif yang berkepanjangan, maka hal ini dapat membuat telomere menjadi semakin pendek. Selain itu apa yang kita pikirkan ternyata juga dapat mempengaruhi panjang dari telomere, jika kita selalu berpikiran negatif dan membuat diri kita menjadi khawatir berlebihan, maka hal ini juga bisa berakibat buruk ke sel-sel tubuh kita.

Yang penting dipahami adalah, bukan berarti stres itu selalu buruk dan pasti akan membuat kita menjadi semakin menua, melainkan bagaimana respon dan ketahanan kita terhadap stres tersebut. Tentu yang namanya stres dan permasalahan di hidup ini tidak bisa untuk dihindari, tetapi jika dapat mengelolanya dengan baik, hal ini justru tidak akan memiliki dampak terhadap panjang dari telomere. Itulah mengapa sangat penting untuk bisa menjaga pikiran kita dan menghadapi stres dengan cara yang efisien.

  1. Berolahraga dengan dosis yang tepat

Aktivitas fisik itu sangat berperan penting dalam panjang telomere. Penelitian yang dilakukan pada orang-orang kembar, yang artinya mereka memiliki genetik yang mirip, ditemukan bahwa seseorang yang bergerak aktif lebih memiliki telomere yang lebih panjang dibandingkan saudara kembarnya yang lebih jarang berolahraga.

Selain itu terdapat penelitian lain yang menunjukkan pada atlit yang olahraganya cukup ketat, ternyata memiliki telomere yang lebih panjang, tetapi tidak lebih panjang dibandingkan orang-orang yang berolahraga dengan tingkat sedang. Sementara pada atlit-atlit yang terlalu berlatih keras hingga overtrain ditemukan berisiko memiliki telomere yang lebih pendek.

Dari data-data di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa olahraga apabila dilakukan dengan kadar yang terlalu kurang atau berlebihan ternyata dapat memiliki dampak kurang baik ke sel di tubuh kita. Idealnya berolahraga ini cukup dilakukan tiga kali seminggu secara rutin dengan durasi selama 45-60 menit.

  1. Memiliki durasi dan kualitas tidur yang optimal

Durasi dan kualitas tidur adalah 2 komponen yang cukup berbeda, namun yang harus diketahui kualitas tidur kita kemungkinan akan sangat buruk apabila tidak mendapatkan durasi yang cukup. Itulah mengapa yang pertama kita harus mengatur terlebih dahulu durasi tidur kita.

Durasi tidur yang optimal dibagi berdasarkan usia, di mana pada orang-orang yang berusia dewasa di atas 18 tahun memerlukan durasi tidur minimal 7 jam dan maksimal 9 jam tanpa terputus. Setelah mengatur durasi tidur kita yang optimal, kita juga meningkatkan kualitas tidur ktia dengan cara menghindari paparan sinar gadget dan mematikan lampu beberapa jam sebelum kita tidur.

Faktor-faktor lain seperti adanya mengorok hingga menyebabkan gangguan pernapasan saat tidur  juga perlu untuk ditatalaksanai oleh dokter untuk menjaga kualitas tidur kita. Dengan kita mengoptimalkan baik durasi dan kualitas tidur kita, maka hal ini akan sangat menjaga panjang dari telomere di tubuh kita.

  1. Menjaga metabolisme tubuh

Apakah makan yang terlalu banyak dapat memendekkan telomere? Jawaban singkatnya adalah iya, tetapi dampaknya tidak sebesar dengan stres yang saya sebutkan di awal. Berat badan dapat mempengaruhi panjang dari telomere tetapi tidak secara langsung. Yang dapat mempengaruhi dalam telomere ini justru bagaimana metabolisme tubuh kita dan banyaknya cadangan lemak.

Salah satu cara mengoptimalkan telomere adalah, dengan menjaga lingkar perut kita di mana standar Asia pada pria idealnya lingkar perut di bawah 90 cm, sementara pada wanita di bawah 80 cm. Selain itu kita juga perlu menjaga bagaimana kadar gula darah dan kolestrol di tubuh kita melalui pemeriksaan darah di laboratorium, karena jika terjadi peningkatanan komponen ini maka hal ini menunjukkan metabolisme dalam tubuh kita terjadi permasalahan dan dapat merusak sel tubuh.

  1. Pemilihan makanan sehat

Apa yang kita makan juga berpengaruh terhadap bagaimana panjang dari telomere kita. Makanan yang diketahui membuat telomere semakin panjang antara lain: sayur-sayuran, kacang-kacangan, rumput laut, buah, dan ikan yang tinggi omega-3 seperti salmon dan tuna, juga kopi dalam dosis yang tidak berlebihan. Sementara itu ada pula makanan yang dapat membuat telomere pendek, seperti daging siap saji yang berpengawet, minuman manis, minuman bersoda, dan alkohol.

Itu tadi pembahasan rahasia resep anti-aging alami yang terbukti secara penelitian. Memang kembali lagi kelihatannya sangat sederhana karena kuncinya adalah pola hidup sehat. Tetapi percayalah, sesungguhnya pola hidup sehat yang selama ini sering disepelakan, merupakan obat alami terbaik dan termahal bagi kesehatan tubuh kita dalam jangka panjang.

Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top