Bagi sebagian pria, terutama yang sudah menikah atau memiliki pasangan, mungkin pernah muncul pertanyaan: apakah masturbasi sendiri terasa lebih menyenangkan dibandingkan saat dilakukan bersama pasangan? Atau sebaliknya?
Pertanyaan ini sebenarnya cukup umum dan sering menjadi bahan diskusi, baik secara pribadi maupun di ruang praktik dokter andrologi. Jawabannya pun cukup kompleks karena sangat tergantung pada konteks pribadi, hubungan emosional, dan kondisi psikologis masing-masing individu.
Preferensi Tiap Pria Bisa Berbeda
Beberapa pria merasa bahwa masturbasi mandiri lebih memuaskan karena mereka sudah terbiasa dan mengenali dengan baik titik-titik sensitif serta teknik yang paling efektif untuk mencapai orgasme. Dalam konteks ini, aktivitas tersebut menjadi semacam rutinitas yang familiar dan mudah dikendalikan.
Namun, tidak sedikit pula pria yang merasa bahwa stimulasi dari pasangan terasa jauh lebih menyenangkan karena melibatkan sentuhan orang lain, hubungan emosional, dan elemen kejutan yang tidak bisa didapatkan dari masturbasi mandiri. Bagi sebagian besar pasangan, sentuhan fisik dari pasangan juga bisa memperkuat ikatan emosional dan meningkatkan keintiman.
Ketika Masturbasi Sendiri Menjadi Masalah
Masalah mulai muncul ketika seorang pria yang sudah memiliki pasangan justru lebih memilih untuk melakukan masturbasi sendiri secara terus-menerus dan menghindari keintiman bersama pasangan. Dalam banyak kasus, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya disfungsi relasi seksual atau bahkan kecanduan masturbasi.
Kecanduan masturbasi kerap berkaitan dengan riwayat konsumsi konten pornografi dalam jangka panjang. Otak yang terbiasa merespons rangsangan dari pornografi dan aktivitas seksual mandiri menjadi kurang peka terhadap stimulus dari pasangan yang bersifat alami dan emosional. Jika dibiarkan, hal ini dapat menurunkan kepuasan seksual dalam hubungan, bahkan berdampak pada keharmonisan rumah tangga.
Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?
Jika seseorang merasa bahwa kebiasaan masturbasi mandiri sudah mulai mengganggu fungsi seksual bersama pasangan, mengurangi gairah, atau menimbulkan rasa bersalah dan cemas, maka sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter andrologi. Terlebih jika sudah disertai keluhan seperti sulit ereksi saat bersama pasangan, mudah ejakulasi sendiri tapi tidak saat berhubungan, atau penurunan hasrat seksual yang drastis.
Dokter andrologi akan membantu menilai apakah ada gangguan hormonal, masalah psikoseksual, atau kebiasaan yang perlu diubah untuk mengembalikan fungsi seksual yang sehat dan memuaskan.
Baik masturbasi mandiri maupun stimulasi seksual oleh pasangan, keduanya bisa menjadi aktivitas yang sehat dan wajar, asalkan dilakukan dalam frekuensi yang wajar dan tidak mengganggu kehidupan seksual bersama pasangan. Yang terpenting adalah tetap menjaga komunikasi yang baik dalam hubungan, saling memahami preferensi, dan tidak ragu mencari bantuan profesional jika mulai muncul masalah yang mengganggu.
Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And