Hormon Jatuh Cinta

Fenomena “bucin” atau rasa cinta yang begitu dalam hingga rela melakukan apapun bagi pasangan, seringkali muncul pada tahap awal hubungan. Hal ini sebenarnya berkaitan erat dengan hormon yang diproduksi oleh tubuh ketika kita sedang jatuh cinta, salah satunya adalah oksitosin, yang sering disebut sebagai “hormon cinta.”

Ketika seseorang jatuh cinta, tubuh memproduksi lebih banyak hormon oksitosin, terutama selama fase awal hubungan (hingga sekitar 1 tahun pertama). Hormon ini:

  • Meningkatkan perasaan kedekatan emosional
  • Memicu keinginan untuk selalu dekat dengan pasangan
  • Mendorong perilaku pengorbanan dan kasih sayang berlebihan

Inilah yang menyebabkan seseorang rela “menyebrangi lautan terdalam” atau “mendaki gunung tertinggi” demi pasangan, alias bucin. Selain oksitosin, hormon seperti dopamin (hormon kebahagiaan) dan serotonin (hormon suasana hati) juga memainkan peran penting dalam membuat seseorang merasa sangat terikat secara emosional dan fisik dengan pasangan mereka.

Walaupun intensitas hormon oksitosin menurun seiring waktu, ada cara untuk menjaga keintiman dan romantisme dalam hubungan jangka panjang. Beberapa cara untuk menjaga cinta tetap awet adalah:

  1. Komunikasi Terbuka: Terus berkomunikasi secara terbuka mengenai perasaan, harapan, dan keinginan masing-masing pasangan.
  2. Kualitas Waktu Bersama: Luangkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama yang menyenangkan atau berharga, meskipun hanya sesederhana berbincang atau menonton film.
  3. Hubungan Seksual yang Memuaskan: Aktivitas seksual yang berkualitas, termasuk mencapai orgasme bersama, dapat meningkatkan kadar oksitosin dan mendukung hubungan yang lebih erat.
  4. Memberikan Apresiasi: Saling memberikan pujian, rasa terima kasih, dan menghargai usaha satu sama lain bisa membuat hubungan lebih hangat dan harmonis.
  5. Kejutan-kejutan Kecil: Terkadang, kejutan-kejutan kecil atau spontanitas dalam hubungan bisa membawa kembali perasaan bahagia seperti saat awal jatuh cinta.

Dengan menjaga kualitas hubungan, baik dari aspek emosional maupun fisik, pasangan bisa mempertahankan perasaan cinta mereka tetap awet, bahkan setelah bertahun-tahun bersama.

Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top