Bagi sebagian pria, memiliki ereksi keras, ejakulasi yang lama, dan penis yang panjang sering dianggap sebagai tanda bahwa mereka pasti subur dan memiliki kualitas sperma yang baik. Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya benar.
Kenyataannya, performa seksual yang prima tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas sperma. Fungsi seksual, seperti ereksi yang kuat dan gairah tinggi, lebih banyak dipengaruhi oleh aliran darah dan hormon testosteron. Sementara itu, kesuburan pria sangat bergantung pada kualitas sperma, yang ditentukan oleh faktor seperti:
- Kesehatan Genetik
Kondisi genetik tertentu dapat memengaruhi kemampuan testis untuk memproduksi sperma berkualitas meskipun fungsi seksual tetap normal. - Pola Hidup
Kebiasaan buruk seperti merokok, konsumsi alkohol, dan kurang olahraga dapat menurunkan kualitas sperma, terlepas dari performa seksual yang baik. - Paparan Lingkungan
Terkena zat kimia berbahaya atau suhu tinggi secara terus-menerus, misalnya dari sauna atau laptop di pangkuan, bisa merusak sperma.
Sering kali, pria dengan gangguan sperma tidak menunjukkan gejala apa pun pada fungsi seksualnya. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk mengetahui kesuburan seorang pria adalah melalui pemeriksaan analisis sperma di laboratorium.
Jadi, bagi Anda yang merasa hebat di ranjang, jangan langsung berasumsi soal kesuburan. Jika Anda dan pasangan sedang merencanakan kehamilan namun belum berhasil, konsultasikan ke dokter andrologi untuk memastikan segalanya dalam kondisi optimal.
Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And