Obat-obatan untuk ereksi, seperti yang sering didengar, memang dirancang untuk membantu pria yang mengalami kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi. Biasanya, obat ini mulai bekerja sekitar 1-2 jam setelah diminum. Namun, perlu diketahui bahwa obat ini tidak akan menyebabkan ereksi secara tiba-tiba; rangsangan seksual tetap diperlukan untuk memicu ereksi.
Sekarang, bagaimana jika seseorang yang sebenarnya tidak memiliki masalah ereksi—yaitu pria yang sehat—mengonsumsi obat ini? Apakah aman? Jawabannya adalah, tidak direkomendasikan bagi orang sehat untuk mengonsumsi obat ereksi tanpa alasan medis. Mengapa demikian?
- Ereksi Berkepanjangan: Pada pria sehat, konsumsi obat ereksi dapat menyebabkan ereksi yang berkepanjangan, bahkan setelah ejakulasi. Biasanya, setelah ejakulasi, penis akan kembali ke keadaan lembek karena berkurangnya aliran darah ke area tersebut. Namun, dengan obat ereksi, penis bisa tetap ereksi lebih lama dari biasanya, yang bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan berpotensi menyebabkan masalah medis seperti priapismus—ereksi yang berlangsung terlalu lama dan menyakitkan.
- Risiko Ketergantungan: Ketika seseorang yang sehat terbiasa mengonsumsi obat ini, tubuhnya mungkin mulai “menganggap” bahwa ereksi yang berkepanjangan setelah ejakulasi adalah kondisi normal. Akibatnya, ketika mereka tidak menggunakan obat, mereka mungkin merasa ada yang “salah” dengan tubuh mereka, yang bisa menimbulkan ketergantungan psikologis dan fisik pada obat tersebut. Ketergantungan ini tidak sehat dan bisa mempengaruhi kehidupan seksual dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Obat ereksi harus digunakan sesuai dengan indikasi medis dan di bawah pengawasan dokter. Obat ini bukanlah solusi instan atau pelengkap untuk meningkatkan performa seksual bagi mereka yang tidak membutuhkan. Penggunaan yang tidak tepat bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius, dan bukannya membantu, malah bisa menimbulkan masalah baru.