Apakah bahan herbal yang dikemas dalam bentuk pil, jamu, kopi, permen, hingga coklat itu aman dan efektif untuk memperbaiki ereksi? Ini adalah salah satu pertanyaan yang cukup sering ditanyakan oleh banyak orang, karena bukan rahasia umum produk tersebut banyak dijual bebas di pasaran. Di artikel kali ini, saya akan membahas secara terang-terangan, bagaimana dampak penggunaan produk herbal untuk ereksi. Jangan kaget, saat tahu fakta sebenarnya!
Ereksi yang normal tentu diperlukan oleh tubuh seorang pria untuk fungsi seksual yang baik dengan pasangan. Namun, tidak bisa dipungkiri pada pria sering kali terdapat keadaan yang menyebabkan terjadinya penyakit disfungsi ereksi, alhasil hal ini menimbulkan kendala saat berhubungan seksual. Kondisi penyakit ini memang dapat ditemui pada pria dari seluruh usia, mulai dari usia muda hingga tua. Memang secara data sendiri penyakit disfungsi ereksi ini paling sering ditemui pada pria usia 40 tahun ke atas dikarenakan faktor usia yang menyebabkan penurunan dari hormon testosteron.
Masalah disfungsi ereksi ini sebetulnya memerlukan penanganan langsung oleh dokter andrologi guna dicari tahu penyebab dan mendapatkan terapi yang sesuai kebutuhan. Akan tetapi, saya memahami sering kali banyak pria yang memiliki kendala untuk bisa berkonsultasi dengan dokter andrologi. Sehingga mereka belum bisa untuk memeriksakan diri.
Karena penyakit tersebut semakin mengganggu, sementara ia belum bisa periksa dokter, salah satu skenario yang sering terjadi adalah banyak pria yang lebih memilih mengonsumsi produk herbal seperti jamu, kopi, dan permen yang bisa memperbaiki ereks. Alasannya tentu karena produk tersebut dijual bebas di pasaran dan bisa didapatkan dengan mudah. Belum lagi klaim dari produk tersebut yang mereka menyatakan bebas penggunaan obat kimia dan hanya menggunakan bahan alami saja, sehingga logikanya produk tersebut aman dikonsumsi tanpa perlu pengawasan dokter.
Tapi pertanyaannya, apakah betul seperti itu? Sekarang kita akan membahas secara mendalam ya terkait penggunaan produk tersebut dari sudut pandang kesehatan
- Dampak bahan herbal ke fungsi seksual
Ada istilah yang disebut sebagai afrodisiak, yang artinya adalah bahan makanan yang memiliki efek meningkatkan gairah dan performa seksual pada seseorang. Beberapa jenis bahan makanan tersebut memang diketahui memiliki dampak yang cukup baik untuk fungsi seksual terutama bagi para pria, sebagai contoh antara lain ada: tongkat ali/ pasak bumi, ginseng, tribulus, ginkgo biloba, maca, dan arginin.
Tetapi memang yang harus diketahui produk tersebut tidak bekerja secara instan dan cepat. Jadi misalkan kita konsumsi ginseng, bukan berarti hanya dengan sekali konsumsi ia bisa langsung membuat terjadi ereksi secara instan. Melainkan ia perlu dikonsumsi secara berkala dan sesuai aturan pakai untuk efeknya bisa bekerja dengan baik.
Selain itu, berbagai data penelitian menunjukkan kalau afrodisiak ini juga dipengaruhi oleh faktor efek plasebo. Efek plasebo artinya adalah kondisi di mana seseorang merasa tubuhnya terdapat perbaikan kesehatan setelah mengonsumsi suatu zat tertentu, bukan dikarenakkan isi zatnya melainkan karena faktor pikirannya yang ia sangat percaya kalau zat tersebut berdampak baik ke tubuhnya.
Fenomena ini sebetulnya cukup sering terjadi ya, karena memang salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi seksual itu adalah bagaimana pikiran kita. Apabila pikiran kita itu positif, jernih, dan menjadi percaya diri setelah mengonsumsi sesuatu, maka yang terjadi performa seksual dapat membaik dengan sendirinya meskipun yang kita konsumsi itu sebetulnya tidak memiliki dampak apa-apa.
- Problem produk herbal yang dijual bebas
Sudah bukan rahasia umum produk herbal ini banyak sekali dijual secara bebas. Ada yang dalam bentuk pil herbal, jamu, kopi, permen, hingga coklat. Pintarnya produk tersebut adalah, mereka memasarkan produk itu dengan embel-embel “bebas bahan kimia”, sehingga membuat banyak pria yang tertarik menggunakannya karena beranggapan produk tersebut lebih aman dibanding mengonsumsi obat kimia.
Tapi pertanyaannya adalah, apakah betul produk tersebut bebas bahan kimia? Sebetulnya hal ini agak meragukan ya, karena sejauh ini belum ada satupun data yang menunjukkan produk herbal tersebut bisa membuat seorang pria ereksinya menjadi keras secara instan. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, produk tersebut perlu waktu yang cukup agar dampaknya baik ke tubuh kita.
Kalau memang tidak ada produk herbal yang membuat ereksi instan, kenapa banyak obat herbal yang kalau dikonsumsi bisa menimbulkan efek tersebut? Jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah, besar kemungkinan produk herbal itu dicampur dengan bahan obat kimia seperti kandungan yang ada dalam obat viagra.
Sebetulnya obat-obat ereksi seperti viagra itu aman dilakukan dengan pengawasan dokter andrologi. Permasalahannya pada obat herbal yang dicampur obat kimia adalah, kita tidak tahu berapa banyak campuran obatnya di produk herbal tersebut. Bukan tidak mungkin obat kimia tersebut dicampur dalam dosis yang terlalu tinggi. Belum lagi ada beberapa orang dengan kondisi tertentu yang tidak boleh meminum obat ereksi, bayangkan seandainya ia tidak tahu, bukan tidak mungkin hal ini dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi tubuhnya.
Ini yang bisa menjelaskan mengapa pada orang-orang yang mengonsumsi jamu ereksi itu mereka sering merasa kepalanya sakit, jantung terasa berdebar, dan nyeri di badan. Gejala-gejala tersebut, sebetulnya adalah efek samping dari obat kimia ereksi. Pada dosis kecil memang gejala efek sampingnya lebih rendah, tetapi pada dosis yang jauh lebih tinggi tentu gejala tersebut menjadi lebih sering. Logikanya saja, kalau kita konsumsi jamu murni, apakah pernah kita merasakan ada efek samping yang mengganggu tubuh seperti itu?
Ini memang sudah dibuktikan dari pemeriksaan BPOM pada produk-produk herbal seperti jamu, kopi, dan sebagainya yang mengklaim bisa memperbaiki ereksi. Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan kalau ada pencampuran bahan obat kimia seperti viagra di dalamnya.
Pencampuran jamu dengan bahan obat-obat kimia sebetulnya bukan sesuatu hal yang baru. Pada jamu jenis lain, sebagai contoh jamu pegal linu, pada penelitian yang dilakukan ditemukan kalau dalam jamu pegal linu itu dicampur obat kimia pengurang nyeri. Sehingga cukup sering ditemui ada beberapa orang yang memiliki penyakit luka di lambung dan muka bengkak setelah konsumsi jamu pegal linu dalam jangka panjang. Besar kemungkinan ini adalah efek samping penggunaan obat kimia pengurang nyeri dalam jangka panjang tanpa pengawasan.
https://lib.ui.ac.id/detail?id=20176252&lokasi=lokal
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/article/view/16876
Sekarang kita membahas terkait produk herbal yang bisa membuat ereksi instan, tetapi mereka sudah mendapat izin BPOM. Berarti secara logika, harusnya isinya aman dong, ya? Untuk masalah tersebut, memang sudah pasti BPOM melakukan pemeriksaan sebelum diterbitkan izin edar.
Namun, bukan tidak mungkin setelah izin edarnya rilis, produk herbal tersebut ternyata dicampurkan bahan obat kimia ereksi. Ini yang terjadi pada rilisan resmi website BPOM, di mana mereka mencabut izin edar dari obat herbal, karena diketahui setelah dilakukan pemeriksaan produk tersebut dicampur dengan obat kimia ereksi secara ilegal. https://www.pom.go.id/siaran-pers/temuan-obat-tradisional-dan-suplemen-kesehatan-yang-tidak-memenuhi-syarat-keamanan-dan-mutu
Ironisnya, obat tersebut itu cukup populer dan sering dikonsumsi banyak pasien saya yang tidak tahu. Mereka beranggapan itu aman karena obat herbal tersebut dicantumkan di website-website besar kalau produknya itu aman tanpa efek samping karena hanya mengandung herbal semata.
Itu tadi produk yang sudah dirilis oleh BPOM, sekarang bayangkan produk-produk herbal ereksi yang tanpa izin edar. Jumlahnya tentu jauh lebih banyak lagi, dan tentu isinya lebih tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kita ambil contoh kasus lain ya, ada sebuah produk permen yang beredar luas di Indonesia. Di Singapura, produk permen tersebut dilarang beredar karena dari hasil pemeriksaan oleh laboratorium pemerintahannya ditemukan kalau dalam permen tersebut dicampurkan bahan obat kimia ereksi dengan jumlah 30x lipat lebih tinggi dari dosis normal. Bayangkan, 30x lipat dosis normal setinggi apa? Tentu ini sangat berbahaya sekali ya ke tubuh.
- Bagaimana mengonsumsi herbal yang aman
Setelah penjelasan tadi, apakah artinya saya anti terhadap bahan herbal untuk memperbaiki fungsi ereksi? Jawabannya adalah tidak. Saya justru mempersilakan pasien-pasien saya yang ingin mengonsumsi produk herbal, tetapi dengan catatan-catatan tertentu.
Salah satunya sebisa mungkin kita konsumsi produk aslinya langsung, semisal dari makanan segar. Sebagai contoh, saya ada menyebutkan di awal ada bahan afrodisiak yang namanya arginin. Arginin ini diproduksi dari citruline yang salah satunya ada ditemukan pada semangka. Sehingga kalau pasien mau mengonsumsi semangka, tentu tidak ada masalah. Atau kalau misalnya kita ingin mengonsumsi bahan seperti ginseng dan lainnya, lebih baik kita mengolah sendiri sehingga isinya lebih jelas dan terbukti aman dari campuran bahan obat kimia.
Selanjutnya kita harus curiga dengan produk herbal yang mengklaim bisa memperbaiki fungsi seksual secara instan. Karena besar kemungkinan terdapat campuran obat kimia ereksi yang membuatnya bekerja dengan cepat. Lebih baik kita konsumsi produk-produk herbal yang mereka tidak mengklaim berlebihan dampaknya untuk fungsi seksual.
Kalaupun memang ingin mengonsumsi produk herbal yang dalam bentuk pil, saya sangat menganjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter andrologi terlebih dahulu, guna mendapatkan pemilihan obat yang tepat sesuai kebutuhan dan dosisnya. Saya sendiri cukup sering menggunakan obat herbal tradisional ketika berpraktik, tetapi tentu harus dengan pertimbangan juga sesuai dosis pada kasusnya. Pada prinsipnya penggunaan produk herbal sama seperti penggunaan obat kimia ereksi, memerlukan pengawasan dan pengaturan dosis oleh dokter andrologi agar lebih aman.
- Jika ereksi kurang optimal harus apa
Tentu ini adalah salah satu hal terpenting dari video ini ya. Ketika seorang pria mengalami gangguan ereksi, maka ini menunjukkan terdapat permasalahan entah di tubuh atau pikirannya. Langkah awal yang bisa dilakukan tentu adalah melakukan perbaikan pola hidup sehat terlebih dahulu, mulai dari pola makan, istirahat, kelola stres, dan olahraga. Penggunaan produk herbal unntuk memperbaiki ereksi tentu boleh dilakukan tetapi dengan pertimbangan yang saya sebutkan di poin-poin sebelumnya.
Jika sudah melakukan itu semua, namun belum kunjung terdapat perbaikan ereksi, maka ini menunjukkan gangguan ereksinya memerlukan penanganan lebih lanjut oleh dokter. Karena bisa jadi ada penyakit yang cukup berat dan membutuhkan penanganan lebih lanjut, di mana pada kondisi tersebut perbaikan pola hidup sehat saja belum cukup optimal. Tetapi perlu ada beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan hormon testosteron untuk mengecek apakah terdapat gangguan hormon atau tidak.