Masturbasi atau onani adalah aktivitas seksual yang dilakukan sendiri untuk mencapai kepuasan. Banyak pria yang mengaku bahwa sensasi masturbasi terasa sangat nikmat, bahkan bisa membuat ketagihan. Namun, apakah Anda pernah berpikir mengapa hal tersebut bisa terjadi? Secara ilmiah, ada penjelasan yang cukup jelas mengenai fenomena ini.
Saat seseorang mencapai orgasme melalui masturbasi, tubuh akan melepaskan berbagai hormon yang berperan menciptakan sensasi kenikmatan. Salah satunya adalah hormon dopamin, yang dikenal sebagai hormon “reward” atau penghargaan. Dopamin menimbulkan rasa senang, puas, dan tenang setelah ejakulasi. Hormon lain seperti oksitosin dan endorfin juga dilepaskan, yang semakin memperkuat perasaan rileks dan nyaman.
Jika masturbasi dilakukan sambil menonton konten pornografi, maka rangsangan terhadap sistem dopamin di otak akan semakin besar. Pornografi memberikan stimulus visual yang berlebihan dan tidak realistis, membuat otak lebih cepat merasa puas. Akibatnya, sensasi yang dirasakan menjadi semakin intens, sehingga tubuh “mengingat” bahwa aktivitas tersebut memberikan kenikmatan yang luar biasa.
Masalahnya, dopamin adalah zat kimia di otak yang mudah memicu ketergantungan. Jika tubuh terlalu sering dibiarkan mengejar lonjakan dopamin dari masturbasi, lama-kelamaan otak akan meminta “dosis” yang lebih besar untuk mendapatkan efek yang sama. Hal ini dapat berujung pada keinginan masturbasi yang semakin sering, kesulitan untuk mengontrol diri, dan gangguan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa pria bahkan mulai kehilangan motivasi, sulit fokus pada pekerjaan atau studi, dan merasa kurang puas saat berhubungan dengan pasangan.
Masturbasi pada dasarnya adalah aktivitas yang wajar jika dilakukan dengan frekuensi normal. Namun, ketika sudah mulai mengganggu produktivitas, hubungan sosial, atau membuat Anda tidak termotivasi di dunia nyata, maka hal ini bisa menjadi tanda kecanduan yang perlu segera dikendalikan.
Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And