Banyak pria tidak sadar bahwa ada beberapa kebiasaan sederhana yang tampak sepele, namun bisa berdampak buruk bagi kesehatan penis dalam jangka panjang. Jika terus dilakukan, kebiasaan-kebiasaan ini dapat menyebabkan gangguan serius seperti disfungsi ereksi (impoten), ejakulasi dini, bahkan infeksi menular seksual.
Dengan menghindari tujuh kebiasaan berikut, Anda sudah melindungi masa depan kesehatan seksual Anda sendiri.
1. Tidak Menjaga Kebersihan Penis
Penis merupakan bagian dari saluran kemih, sehingga sangat rentan terhadap sisa urin dan bakteri. Sayangnya, masih banyak pria yang malas membersihkan penisnya setelah buang air kecil.
Kebiasaan ini terutama berisiko pada pria yang belum disunat, karena sisa urin dapat tertampung di antara kulup dan kepala penis. Jika tidak dibersihkan secara rutin, area ini bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan memicu infeksi.
Tipsnya:
-
Setelah buang air kecil, bersihkan penis dengan air bersih.
-
Jika belum disunat, tarik kulup perlahan dan bilas bagian dalamnya.
-
Hindari menahan kencing terlalu lama, karena dapat memicu infeksi saluran kemih dan batu kandung kemih.
2. Mengabaikan Nyeri dan Benjolan pada Penis atau Buah Zakar
Rasa nyeri atau munculnya benjolan pada penis dan buah zakar bukan hal normal. Meski awalnya terasa ringan, hal ini bisa menandakan masalah serius seperti:
-
Varikokel (varises buah zakar)
-
Kista atau tumor testis
-
Infeksi menular seksual
-
Torsi testis (buah zakar terpelintir)
Jika rasa nyeri semakin parah, atau benjolan makin membesar, segera periksakan diri ke dokter andrologi atau urologi. Jangan menunggu sampai nyeri menetap, karena kerusakan organ reproduksi bisa bersifat permanen.
3. Menggunakan Produk atau Obat Pembesar Penis Sembarangan
Banyak pria tergoda dengan iklan produk pembesar penis yang beredar di internet — mulai dari krim oles, minyak pijat, hingga suntikan cairan tertentu.
Sayangnya, sebagian besar metode tersebut tidak aman secara medis. Obat oles atau cairan suntik hanya menimbulkan peradangan sementara, membuat penis tampak bengkak tapi bukan karena pembesaran jaringan.
Bahkan, beberapa pasien mengalami infeksi berat akibat penyuntikan minyak atau bahan asing di batang penis, yang akhirnya harus dioperasi untuk mengangkat jaringan yang rusak.
Ingat, tidak ada cara instan untuk memperbesar penis secara permanen selain melalui tindakan medis yang aman dan diawasi oleh dokter.
4. Terlalu Sering Terpapar Suhu Panas di Buah Zakar
Buah zakar berfungsi memproduksi sperma sehat, dan proses ini membutuhkan suhu yang lebih dingin dari suhu tubuh. Itulah sebabnya testis berada di luar rongga perut.
Kebiasaan seperti:
-
Sering sauna atau berendam air panas,
-
Memakai celana ketat berlapis,
-
Meletakkan ponsel di saku celana,
semuanya dapat meningkatkan suhu di area skrotum dan menurunkan kualitas sperma.
Hindari paparan panas berlebihan agar fungsi kesuburan tetap optimal.
5. Melakukan “Celup Sembarangan” Tanpa Pengaman
Aktivitas seksual tanpa pengaman dengan pasangan yang tidak diketahui riwayat kesehatannya sangat berisiko menularkan infeksi menular seksual (IMS) seperti:
-
Gonore (kencing nanah)
-
Sifilis (raja singa)
-
Hepatitis B
-
HIV
Infeksi-infeksi ini bisa menyebabkan peradangan pada saluran reproduksi dan dalam jangka panjang mengakibatkan infertilitas (mandul).
Bagi pria yang belum menikah, cara paling aman untuk menyalurkan gairah seksual adalah dengan masturbasi sehat dan tidak berlebihan, dibandingkan berhubungan bebas yang berisiko.
6. Terlalu Lama Duduk dan Kurang Bergerak
Kebiasaan duduk terlalu lama — misalnya karena pekerjaan kantoran, mengemudi, atau bermain gadget — dapat menurunkan sirkulasi darah ke penis dan buah zakar.
Aliran darah yang kurang lancar akan berdampak pada fungsi ereksi dan kadar hormon testosteron.
Gejala awal yang sering muncul adalah kesemutan atau rasa pegal di daerah pangkal paha dan buah zakar.
Solusi:
-
Lakukan peregangan setiap 30–60 menit.
-
Lakukan olahraga kekuatan (seperti angkat beban ringan) minimal 2 kali seminggu.
-
Tambahkan aktivitas aerobik seperti jalan cepat, lari, atau bersepeda selama 150 menit per minggu.
7. Membiarkan Penis Mengalami Kerusakan Tanpa Diobati
Ketika ereksi mulai melemah, jarang ereksi pagi, atau gairah menurun — jangan diabaikan.
Kondisi ini bisa menjadi tanda awal gangguan pembuluh darah, diabetes, atau penurunan hormon testosteron.
Jika dibiarkan, aliran darah ke penis akan semakin menurun, menyebabkan jaringan penis rusak permanen dan menyusut karena terbentuk jaringan parut.
Penanganan sejak dini dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatkan peluang pemulihan fungsi seksual.
Kesimpulan
Kesehatan penis adalah cerminan dari kesehatan tubuh pria secara keseluruhan.
Dengan menjaga kebersihan, menghindari kebiasaan berisiko, dan rutin memeriksakan diri ke dokter andrologi, Anda sudah melindungi diri dari berbagai gangguan reproduksi di masa depan.
Ingat, penis sehat = kepercayaan diri dan kualitas hidup yang lebih baik.
Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And