Yang harus kita ketahui, fungsi sperma dipengaruhi oleh kondisi tubuh kita secara umum. Ketika kita merokok, maka tentu ada racun dalam kandungan rokok tersebut yang berbahaya bagi tubuh, terutama sperma. Semakin banyak rokok yang dihisap perhari dan semakin lama riwayat penggunaannya, maka semakin besar pula kerusakan yang dapat ditimbulkan.
Sekarang kita akan bicara dari sudut pandang rokok konvensional. Sudah ada penelitian yang menunjukkan rokok itu meningkatkan sel darah putih di sperma yang merupakan tanda infeksi, merusak DNA sperma, menurunkan jumlah dan pergerakan sperma, juga membuat bentuk sperma menjadi tidak normal.
Selain itu bisa saja kita tidak merokok, tetapi kita berada di lingkungan yang banyak asap rokok dari para perokok aktif. Hal ini juga berdampak buruk, karena perokok pasif meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesuburan pada pria,
Itu tadi dari sudut pandang rokok konvensional, bagaimana dari sudut pandang rokok elektrik atau vape? Banyak perokok konvensional yang sekarang mulai beralih menggunakan rokok elektrik sebagai sebuah kebiasaan. Ternyata, penelitian terbaru pada tahun 2020 juga menunjukkan pria yang mengkonsumsi rokok elektrik terjadi penurunan jumlah dari spermanya. Dan penurunan jumlah sperma ini berbanding lurus dengan banyak penggunaan, sehingga semakin sering seseorang tersebut menggunakan rokok elektrik, maka semakin parah penurunan jumlah sperma.
Jadi jika ditanya mana solusi terbaik untuk pasangan yang ingin program hamil? Jawaban terbaiknya adalah tidak sama sekali menggunakan rokok konvensional ataupun rokok elektrik, juga menghindari paparan dari asap rokok. Tentu seringkali banyak orang yang kesulitan melakukan hal ini karena sudah menjadi kebiasaan sejak awal, namun tidak ada salahnya untuk mulai mencoba menurunkan dosisnya secara bertahap. Misal, jika awalnya sudah terbiasa menggunakan rokok satu hari satu bungkus, maka coba lah untuk menurunkan menjadi satu hari setengah bungkus hingga akhirnya berhenti merokok sama sekali.
Sekarang pertanyaannya adalah apakah berhenti merokok bisa memperbaiki sperma? Kabar baiknya adalah: iya! Sebuah penelitian menunjukkan perokok aktif yang sudah lama merokok sebanyak 2 bungkus perhari dapat terjadi perbaikan pada spermanya secara drastis dalam kurun waktu 3 bulan setelah berhenti merokok total. Perbaikan yang terjadi meliputi volume air mani, jumlah sperma, dan pergerakan sperma. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok agar meningkatkan kualitas sperma.
Pertanyaan lain yang sering ditanyakan pasien adalah, mengapa pada orang-orang yang perokok berat ia dapat memiliki keturunan banyak tanpa ada kesulitan? Jawabannya adalah karena setiap orang itu memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda.
Ada orang yang terlahir dengan gen yang lebih mudah terkena penyakit yang dapat memperberat gangguan sperma. Selain itu adapula orang yang lingkungan dan gaya hidupnya lebih berisiko untuk terjadi kerusakan sperma, misalnya polusi udara yang lebih berat atau paparan radiasi tinggi. Hal ini yang kemudian membuat orang-orang tersebut lebih rentan untuk spermanya lebih jelek, terlebih jika ia merokok. Sementara saat orang lain yang juga perokok namun kondisi gen di tubuhnya dan lingkungan lebih baik, maka kerusakan spermanya lebih minimal.
Namun yang harus diingat kembali, pada prinsipnya rokok tidak baik bagi tubuh kita dalam jangka panjang karena berbagai penyakit yang dapat ditimbulkannya kelak. Ketika kita memilih untuk berhenti merokok, maka selain sperma akan membaik, kesehatan tubuh secara keseluruhan juga akan jauh lebih berkualitas sehingga kita akan menjadi lebih sehat dalam jangka panjang.
Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And