Seseorang yang usianya muda dan sehat, bisa saja mengalami impoten, dan salah satu penyebabnya yang sering saya temui adalah karena adanya faktor permasalahan di pikiran. Bahkan pengalaman saya selama bertugas, ternyata keadaan impoten pada usia muda ini ternyata cukup sering ditemui. Mengapa bisa begini? Akan saya jelaskan singkatnya.
Sebelumnya, baik tubuh dan pikiran sebetulnya terdapat sebuah koneksi, sehingga secara garis besar penyakit dibagi menjadi 2, yakni somatopsikis dan psikosomatis. Somatopsikis itu artinya penyakit tubuh yang dapat mengakibatkan keluhan pada pikiran. Misal seseorang yang menderita penyakit kanker, dia kemudian pikirannya menjadi stres dikarenakan penyakit tersebut membuatnya khawatir.
Sebaliknya, psikosomatis adalah permasalahan pikiran yang kemudian dapat mengakibatkan gejala di tubuh. Sebagai contoh ada seseorang yang mengalami sebuah permasalahan cukup berat di tempat kerjanya dan ini membuat ia menjadi stres berkepanjangan. Akibat dari stres ini, maka bukan tidak mungkin akan menimbulkan gejala ke fisiknya, yang sering terjadi adalah timbulnya gangguan disfungsi ereksi.
Tentu keadaan ini bukanlah sesuatu yang bisa diwajarkan dan dibiarkan, karena seringkali keluhannya akan semakin berat dikarenakan snowball effect yang membuat seseorang menjadi semakin stres. Maksud dari snowball effect di sini adalah, jika di awal-awal faktor stresnya hanya ringan, tetapi karena adanya gangguan ereksi ini maka stresnya menjadi semakin berat sehingga pria tersebut menjadi semakin kesulitan untuk bisa ereksi kembali.
Tetapi yang perlu diketahui, untuk menegakan kalau masalah seksual ini disebabkan faktor psikosomatis, syarat utamanya adalah harus menyingkirkan faktor-faktor gangguan penyakit di tubuh. Jangan salah, pada beberapa kasus dapat pula ditemui gangguan hormon dan pembuluh darah pada pria yang berusia relatif muda.
Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And