Penyebab, Jenis, & Solusi Ejakulasi Dini

Satu dari tiga pria mengalami ejakulasi dini, di mana hal ini sering mengakibatkan gangguan saat berhubungan seksual dengan pasangan. Kira-kira apa saja yang menyebabkan terjadinya ejakulasi dini ini? Fakta menariknya penyebab ejakulasi dini ini berbeda-beda berdasarkan jenis dari ejakulasi dini-nya. Di artikel kali ini kita akan membahas penyebab dan jenis dari ejakulasi dini secara mendalam.

Sebelum melangkah lebih jauh, kita harus menyepakati terlebih dahulu ya, apa yang dimaksud dengan ejakulasi dini. Karena ada banyak orang yang salah kaprah terkait durasi ejakulasi normal dan perbedaannya dengan kondisi disfungsi ereksi.

Untuk durasi ejakulasi itu dihitung saat penis masuk ke dalam vagina, di mana yang disepakati sebagai ejakulasi dini itu apabila ejakulasinya terjadi dalam kurun waktu kurang dari 1 menit. Terkait pembahasan mengenai durasi ejakulasi normal ini saya sudah pernah membahasnya secara mendalam di artikel sebelumnya.

Kelainan ejakulasi dini ini sendiri sebetulnya berbeda dengan keadaan disfungsi ereksi alias impotensi. Di mana pada ejakulasi dini yang mengalami permasalahan adalah durasi ejakulasi yang terlalu cepat, sementara pada disfungsi ereksi yang mengalami masalah adalah kekerasan ereksi penisnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan kedua hal tersebut saling berkaitan, di mana seseorang mengalami disfungsi ereksi yang kemudian disertai ejakulasi dini.

Terkait ejakulasi dini ini sendiri sebetulnya dia ada beberapa jenis, dan jenisnya ini sangat berkaitan pula dengan penyebabnya yang berbeda-beda. Kita akan membahas jenis-jenis ejakulasi dini, di mana ini dibagi menjadi 4S.

  1. Ejakulasi Dini Sejak Awal

Kondisi ini adalah kelainan ejakulasi dini yang terjadi sejak pertama orang tersebut melakukan hubungan seksual dan terjadi terus menerus hingga saat ini. Dengan kata lain orang itu menderitanya sudah sejak awal sekali, bukan yang muncul secara tiba-tiba.

Gejala dari ejakulasi dini yang terjadi sejak awal ini ada beberapa, yakni mudah bergairah juga mudah ereksi pada kondisi stimulasi seksual yang masih sangat minim sekali. Misalnya kita menyaksikan di film ada adegan ciuman yang sebetulnya biasa saja bagi kebanyakan orang, tetapi pada satu orang yang menderita gangguan ini ia dapat terjadi ereksi secara mudah.

Selain itu biasanya juga timbul gejala penis yang cepat kempes setelah terjadinya ejakulasi dan kesulitan untuk bisa mencapai ereksi kedua setelahnya. Jadi memang dalam keadaan normal seorang pria muda biasanya perlu waktu yang relatif tidak begitu lama untuk bisa mencapai ereksi kedua kalinya setelah ejakulasi, tetapi bagi orang yang menderita gangguan ini ia merasakan jauh lebih sulit.

Penyebab dari kondisi ini salah satu yang tersering adalah gangguan genetik, atau kode di tubuh kita yang berfungsi untuk mengatur durasi ejakulasi. Akibat dari kelainan genetik ini, ia menyebabkan penis menjadi ejakulasinya lebih cepat terlepas bagaimanapun kondisinya.

Kelainan genetik ini ada beberapa data penelitian yang menyebutkan diturunkan dari keluarga juga. Jadi misalnya kalian menderita ejakulasi dini sejak awal, coba deh kalian tanyakan ke saudara laki-laki atau bapaknya, apakah ada menderita ejakulasi dini juga. Meskipun tentu ini agak sedikit awkward, ya.

  1. Ejakulasi Dini Saat Tua (Didapat)

Ini adalah salah satu keadaan yang seringkali mengenai pada pria-pria yang sudah berusia lanjut. Pada kelainan ini, pria tersebut sebelum-sebelumnya durasi ejakulasinya masih normal, tetapi setelah beberapa tahun kemudian tiba-tiba saja durasi ejakulasinya semakin cepat hingga menjadi ejakulasi dini berkepanjangan.

Penyebab dari kondisi ini antara lain bisa disebabkan adanya gangguan hormon di tubuh, adanya penyakit lain di tubuh, disfungsi ereksi, atau bisa saja dikarenakan adanya permasalahan hubungan dengan pasangan yang kemudian menimbulkan kecemasan dalam jangka panjang. Untuk gangguan ejakulasi dini tipe ini, salah satu penanganan terbaiknya adalah untuk mencari tahu penyebabnya dan menangani akar permasalahannya.

  1. Ejakulasi Dini Subjektif

Maksud dari ejakulasi dini subjektif adalah seseorang yang merasa kalau dirinya menderita gangguan ejakulasi dini, tetapi sebetulnya setelah dilakukan evaluasi secara betul, durasi ejakulasinya adalah normal.

Hal ini cukup sering saya temui selama berpraktik sebagai dokter andrologi. Beberapa pasien ada yang mengeluhkan menderita ejakulasi dini, tetapi ketika saya tanya berapa durasinya, jawabannya adalah berkisar 10 menit. Tentu durasi tersebut sebetulnya normal, karena secara data saja menunjukkan kalau rata-rata durasi ejakulasi pria di dunia itu adalah 5 menit 24 detik. Dengan kata lain orang tersebut bahkan bisa 2 kali lipat dari durasi ejakulasi rata-rata.

Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan seseorang merasa dirinya ejakulasi dini padahal tidak, yaitu adalah menggunakan pembanding yang salah. Saya yakin banyak pria yang menyaksikan di film porno di mana pria tersebut terlihat ejakulasinya terjadi selama hampir 30 menit lebih.

Padahal, tentu industri pornografi tersebut mereka menggunakan berbagai cara agar membuat ejakulasi pemeran prianya lebih lama, tujuannya untuk kepentingan shooting film tersebut. Salah satunya bisa menggunakan obat-obatan, anastesi pada penis, atau bahkan manipulasi editing. Karena bayangkan saja misalnya adegan berhubungan seksual pada film porno tersebut terjadi dalam kurun waktu 3 menit, jadinya akan sangat pendek sekali ya.

Selain itu bisa juga kondisi ejakulasi dini yang subjektif ini terjadi karena permintaan dari pasangan. Banyak kondisi wanita yang disebut dengan gap orgasme, alias mereka tidak mengalami orgasme saat berhubungan seksual dengan pria akibat belum diberikan rangsangan yang cukup. Akibatnya wanita tersebut protes dan menganggap kalau pria tersebut ejakulasi dini, padahal sebetulnya durasi ejakulasinya adalah normal. Kalau sudah kondisi ini tentu yang paling baik adalah memberikan rangsangan yang betul pada wanita, bukan membuat ejakulasinya lebih lama.

  1. Ejakulasi Dini Situasional

Ejakulasi dini situasional adalah keadaan di mana seorang pria terjadi ejakulasi dini tetapi hanya pada kondisi-kondisi tertentu saja, alias terjadinya cukup jarang kejadiannya. Pada kasus ini, sebagian besar saat berhubungan seksual dengan pasangan durasi ejakulasinya masih normal-normal saja.

Beberapa keadaan yang menyebabkan kondisi ini antara lain adanya faktor kelelahan fisik atau stres pikiran yang muncul dalam jangka waktu singkat. Semisal ketika pria tersebut sedang lelah bekerja dan cukup stres kemudian ia paksakan berhubungan seksual, maka terjadilah ejakulasi dini. Tetapi setelahnya, ketika keadaan tubuh dan pikirannya lebih segar fungsi ejakulasinya justru tidak ada masalah.

Hal ini disebabkan karena ejakulasi itu salah satunya dipengaruhi oleh faktor kesehatan tubuh dan pikiran kita. Ejakulasi sendiri sebetulnya tidak bisa kita kendalikan secara langsung dari tubuh atau pikiran kita, sehingga kita pasti pernah merasakan jika fisik dan pikiran kita kurang nyaman yang terjadi ejakulasi-pun terjadi semakin cepat. Oleh karena itu salah satu penanganan yang terbaik pada konidsi ini adalah merilekskan tubuh dan pikiran, juga berhubungan seksual saat kondisi betul-betul fit.

Itu tadi adalah 4 tipe ejakulasi dini beserta dengan penyebabnya masing-masing. Untuk ejakulasi yang biasanya memerlukan perhatian segera adalah tipe ejakulasi dini sejak awal dan didapat, sementara apabila ejakulasi dini yang tipe subjektif dan situasional biasanya dapat terjadi perbaikan setelah memperbaiki diri.

Saran saya, apabila seorang pria menderita gangguan ejakulasi dini dan menimbulkan kekhawatiran dan gangguan saat berhubungan seksual, terlepas dari jenisnya yang mana, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter andrologi. Tujuannya adalah untuk dilakukan pemeriksaan guna mencari tahu penyebab ejakulasi dininya secara pasti dan memberikan penanganan yang sesuai sehingga fungsi ejakulasinya menjadi lebih baik lagi.

Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top