Memberikan Edukasi Seksual Ke Anak

Kasus pelecehan seksual memerlukan sesuatu yang memerlukan perhatian khusus, karena dampak dari kasus ini akan menyebabkan seorang anak mengalami trauma berkepanjangan. Bukan tidak mungkin hal ini dapat menyebabkan gangguan di saat usia dewasanya kelak.

Ada banyak kasus pelecehan seksual yang seringkali tidak terdeteksi karena memang tidak diketahui oleh keluarga atau lingkungan sekitarnya. Data dari Unit Pelaksana Tugas Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Banjarmasin sendiri menunjukkan pada tahun 2023 dalam kurun waktu 5 bulan sudah terdapat 30 kasus kekerasan seksual pada anak. Tentu tidak menutup kemungkinan angka yang sesungguhnya bisa jadi jauh lebih besar lagi.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pelecehan seksual anak, namun salah satu bekal perlindungan yang dapat diberikan oleh orang tua untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan memberikan edukasi seksual pada anak.

Edukasi seksual ini memiliki 2 tombak utama, yang pertama adalah pada anak-anak itu sendiri dan yang kedua adalah pada lingkungan anak, seperti orang tua dan guru. Hal ini dikarenakan proses pendidikan pada anak sangat bergantung pada apa yang diajarkan oleh lingkungannya. Jika lingkungannya sendiri tidak dapat memahami cara memberikan edukasi seksual, maka sang anak tentu akan lebih tidak teredukasi terkait hal ini.

  1. Pendidikan Anak Sebelum Pubertas

Pada anak-anak usia awal sangat penting untuk menjelaskan terkait bagian tubuh mana yang merupakan privasi dan tidak. Sebagai contoh bagian tubuh seperti tangan, kaki, dan wajah adalah bagian terbuka yang masih bisa terlihat di depan umum dan disentuh secara wajar oleh orang-orang terdekat. Sementara terdapat bagian tubuh yang merupakan area privasi dan tidak boleh ditunjukkan atau disentuh oleh orang lain kecuali oleh orang tua, yakni pada bagian tubuh yang tertutup oleh pakaian dalam seperti payudara, vulva, vagina, dan penis.

Setelah anak memahami konsep bagian tubuh yang merupakan privasi, maka selanjutnya anak juga diajarkan untuk melindungi diri mereka sendiri ketika ada orang yang memaksa melihat atau menyentuh area privat tersebut dengan cara melapor kepada orang tua atau guru jika berada di lingkungan sekolah.

Anak juga perlu ditekankan bahwa alat kelamin tidak bisa dijadikan sebagai candaan. Hal ini dapat dimulai dari lingkungan keluarga sendiri. Karena jika dibiasakan bercanda pada alat kelamin mereka, maka ketika ada orang asing yang melakukan pelecehan anak-anak justru menganggap itu sebagai sebuah candaan yang wajar.

  1. Pendidikan Anak Saat Pubertas

Umumnya anak-anak mulai menginjak pubertas saat berusia 10-14 tahun. Ketika mendekati menginjak usia tersebut, anak-anak perlu dijelaskan terkait perubahan yang akan terjadi pada tubuh mereka dan perubahan cara pikir karena adanya peningkatan hormon reproduksi yang mulai aktif.

Pada perempuan perlu dijelaksan akan terjadinya pembesaran pada daerah payudara, pertumbuhan rambut kemaluan, dan terjadinya menstruasi. Sementara pada laki-laki perlu dijelaskan mengenai mimpi basah, pertumbuhan panjang penis yang signifikan, dan pertumbuhan rambut kemaluan.

Dampak dari hormon ini juga akan membuat seorang anak menjadi memiliki energi tinggi dan mulai tertarik terhadap lawan jenis. Energi yang tinggi pada prinsipnya memerlukan penyaluran pada aktivitas-aktivitas yang positif seperti berolahraga atau bermusik. Karena seringkali jika anak memiliki energi yang tinggi sementara tidak disalurkan, maka jika ia rentan melampiaskannya pada hal-hal yang keliru seperti pergaulan bebas. Terkait ketertarikan pada lawan jenis, perlu dijelaskan mengenai batasan-batasan yang wajar pada remaja, sehingga tidak menimbulkan permasalahan.

Anak-anak juga harus memahami bahwa ketika menginjak usia pubertas, maka hal ini menjadi sebuah penanda ia telah menginjak usia dewasa dan bertanggung jawab akan hidupnya. Dapat pula dijelaskan secara sederhana bagaimana proses kehamilan bisa terjadi, dan jelaskan bahwa proses terjadinya kehamilan dapat terjadi pada orang yang telah melewati usia pubertas. Tujuannya adalah untuk mereka tersadar dan melindungi tubuhnya.

 

Tulisan ini berkolaborasi dengan:

Dr. dr. Hj. Siti Wasilah, M.Si., Med

Ketua Satgas PPA Banjarmasin

https://www.instagram.com/dr.wasilahs/

Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top