Manfaat Medis dari Makan Hanya pada Saat Lapar

pixabay.com

Mana yang lebih baik: makan teratur 3x sehari (pagi, siang, dan malam) atau makan hanya pada saat terasa lapar dengan waktu yang tidak menentu? Sebagian besar orang mungkin akan menganggap pilihan pertama (makan teratur) yang paling benar. Namun apakah memang faktanya seperti itu?

Toshio Akitsu, seorang dokter penyakit dalam asal Jepang, menulis dalam bukunya bahwa permasalahan dalam makan teratur ada di bagian waktu makan yang sudah di atur secara rutin. Bahkan ia menganalogikannya dengan binatang liar yang hampir tidak pernah ada obesitas dikarenakan mereka hanya makan di saat lapar saja. Binatang tidak pernah makan karena merasa sudah jam makan siang ataupun merasa sayang jika makanan tersebut tidak dihabiskan. Dengan terjaganya keseimbangan nutrisi yang masuk, mereka akan memiliki berat yang cukup ideal.

Sesungguhnya tubuh yang sehat memiliki sistem regulasi yang baik untuk menginformasikan keperluan. Sebagai contoh di saat kita kekurangan cairan maka kita akan merasa haus, begitu pula di saat kita kekurangan asupan nutrisi makan kita akan merasa lapar. Sehingga ketika kita makan hanya karena sudah memasuki jam makan, tubuh kita sebenarnya belum memerlukan asupan nutrisi namun kita tetap memaksakannya. Akibatnya nutrisi dalam tubuh akan menjadi kelebihan dan akan disimpan dalam bentuk lemak. Tentunya setiap orang memiki sistem metabolisme yang unik sehingga jam kebutuhan makannya akan berbeda antara satu sama lain.

Permasalahan selanjutnya, bagaimana jika kita sudah makan pada saat merasa lapar, namun kita tetap merasa lapar meskipun sudah makan dalam jumlah banyak? Hal ini merupakan sebuah kelainan, salah satunya disebabkan karena kepekaan hormon leptin (hormon yang menimbulkan rasa kenyang) menjadi menurun dalam tubuh. Alhasil, tubuh menjadi terus menerus lapar meskipun asupan nutrisi telah mencukupi. Kelainan ini biasanya terjadi pada orang-orang obesitas.

Pada orang yang obesitas terjadi sebuah lingkaran setan. Pertama, asupan nutrisi yang lebih akan menyebabkan cadangan lemak meningkat sehingga terjadi obesitas. Selanjutnya obesitas ini sendiri akan menyebabkan serangkaian proses molekul inflamasi yang secara sinergis akan menurunkan kepekaan hormon leptin. Sehingga, meskipun telah makan banyak dan hormon leptin dalam tubuhnya meningkat, mereka akan tetap merasakan lapar dikarenakan sel-sel di tubuh tidak dapat memproses hormon leptin tersebut. Dan untuk memenuhi rasa lapar yang dirasa, mereka akan makan kembali.

Oleh karena itu di sini sangat penting untuk menjaga asupan nutrisi kita. Sebisa mungkin melakukan pola makan secukupnya, yakni makan ketika lapar dan berhenti setelah rasa lapar menjadi hilang. Dengan kita menerapkan pola makan seperti ini sejak awal, maka kita dapat terhindar dari obesitas.

Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top