Satu hormon berbagai manfaat, mungkin adalah salah satu kalimat yang cocok untuk menggambarkan mengenai hormon testosterone pada manusia. Mungkin banyak yang sudah akrab dengan hormon satu ini, dan yang terlintas adalah bahwa hormon ini berperan pada pembentukkan otot saja. Hal tersebut kurang tepat, karena sesungguhnya ada berbagai manfaat baik dari hormon ini. Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai hal tersebut.
Sebelum melangkah lebih jauh, kita harus berkenalan dulu dengan apa itu testosterone. Testosterone merupakan sebuah hormon yang diproduksi oleh manusia. Pada pria ia akan diproduksi oleh testis, sementara pada wanita akan diproduksi oleh indung telur. Wanita hanya memiliki kadar 1/10 dibandingkan jumlah testosterone pada pria, hal inilah yang kemudian terdapat perbedaan perkembangan karakteristik pria. Selain itu ia juga diproduksi sebagian kecil oleh kelenjar yang terletak di atas ginjal, yakni kelenjar adrenal.
Sejak awal testosterone berperan penting untuk perkembangan seksual, seperti pada pembesaran ukuran penis dan testis. Saat seorang pria masih anak-anak, kadar hormon testosterone masih sangat rendah, dan ia akan meningkat seiring bertambahnya usia, terutama ketika seorang pria menginjak usia pubertas. Hormon ini lah yang kemudian berperan terjadi perubahan pada pria, mulai dari pertumbuhan rambut, perubahan suara yang lebih berat, pembentukan sperma, peningkatan libido, hingga maskulinitas.
Fungsi lain testosterone selain terkait fungsi seksual, ia juga akan mendistribusikan lemak tubuh, kepadatan tulang, menstabilkan mood, pertumbuhan otot, juga produksi sel darah merah. Pada wanita sendiri, hormon ini juga memiliki peran, antara lain untuk meningkatkan gairah seksual.
Sekarang kita akan membahas yang paling penting pada pria, yakni testosterone dan hubungannya dengan fungsi seksual, terutama pria. Pada pria, hormon testosterone ini menjadi bensin utama terjadinya gairah seksual, produsi sperma, dan kemampuan fungsi ereksi pria. Pada pria yang sehat, hampir setiap pagi akan terjadi ereksi pagi saat terbangun dari tidur. Hal ini terjadi karena saat pagi hari, testosterone yang tinggi akan menyebabkan terjadinya ereksi.
Dari uraian di atas, sudah sangat cukup jelas terkait fungsi testosterone yang berperan banyak pada tubuh manusia, itulah mengapa idealnya kadar hormon testosterone harus dijaga supaya optimal. Namun yang perlu diketahui, meskipun hormon ini diproduksi oleh tubuh, kadarnya tidak akan selalu optimal. Hal ini dikarenakan tubuh akan mengalami proses penuaan juga kondisi penyakit yang dapat menurunkan kemampuan untuk memproduksi hormon testosterone.
Pada dasarnya terdapat 3 tahapan, yang pertama adalah fase subklinis (usia 25-35 tahun) dimana tubuh kita mulai terjadi sedikit penurunan kinerja, namun hal ini belum menimbulkan keluhan sama sekali. Yang kedua adalah fase transisi (usia 35-45 tahun) yakni di mana tubuh kita mulai terjadi penurunan yang kemudian dapat menimbulkan beberapa gejala di tubuh. Terakhir adalah fase klinis (usia 45 tahun ke atas) saat di mana penurunan hormon terjadi begitu berat hingga mengakibatkan tubuh mengalami gejala-gejala kekurangan hormon.
Manusia sendiri terdapat 2 jenis usia, yakni usia kronologis dan usia biologis. Usia kronologis adalah usia seseorang sesuai dengan tahun lahir, sementara usia biologis adalah usia sesungguhnya dari sel-sel di tubuh kita. Salah satu penyebab terjadinya penuaan usia biologis ini adalah akibat terjadinya hormon testosterone yang rendah. Hal inilah penyebab terdapat teori yang menyebutkan seseorang menjadi tua akibat dari hormon yang semakin rendah.
Itulah mengapa pada saat mulai menginjakkan usia yang rentan terjadi gangguan produksi hormon, diperlukan kewaspadaan dan penanganan lebih lanjut untuk menjaga hormon testosterone tetap terjaga. Bisa dengan melakukan pola hidup sehat, atau jika masih rendah maka hal ini diperlukan diberikan pemberian hormon testosterone tambahan.
Artikel ini telah direview oleh:
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And